Berasal dari Cipta, rasa, dan karsa manusia yang membawa manusia ke dalam tingkat Kesadaran manusia yang luhur untuk mengenal kehidupan sehingga menuntun manusia itu kedalam keinginannya untuk memahami dirinya dan kehidupanya. Manusia mulai terdorong untuk belajar tentang hidup, sejatinya hidup dan hidup yang sejati. Manusia mulai mencari sumber-sumber kehidupan. Ada banyak sekali cara manusia untuk belajar nilai-nilai luhur itu dan nilai-luhur itu terangkum dalam Kitab suci Agama-agama di dunia. Ada Hindu, Buda, Kristen/katholik, maupun muslim. Dan setiap manusia memiliki kepercayaanya Sendiri-sendiri.
Agama sebagai jalan hidup. Adalah mempunyai makna bahwa Agama sebagai Alat untuk mengenal nilai-nilai luhur yang menjadi landasan umat manusia Untuk mengenal Allah dan mengenal dirinya dan kehidupannya.
Agama sebagai Alat untuk mengenal nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup Umat manusia dan sebagai sarana untuk
- 1. Mengenal Tuhan/Allah( apa, siapa,bagaimana, dan di mana Tuhan/Allah ) ,
- 2. Mengenal kehidupan ( apa,mengapa,bagaimana,untuk apa, di mana dan mau kemana kehidupan kita ).
Kenyataan hidup ini ternyata masih gelap gulita setiap orang ternyata membutuhkan tongkat dan pelita untuk berjalan dan meraba-raba jalan yang di laluinya dan setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Hidup meraba-raba apa ini? dan apa itu?, seperti apa ini dan seperti apa itu? Itulah di sini pentingnya peranan Agama bagi setiap manusia sebagai tongkat atau sebagai pegangan. Dan pelitanya adalah kekuatan mata batin kita untuk mengartikan dan mengetahui sejauh mana kita mengambil makna dari setiap peristiwa dan setiap kejadian yang terjadi dari pembelajaran kita di dalam kenyataan kehidup kita. Yang mengarah kedalam “ sangkan paraning dumadi” kedalam hokum sebab akibat. Sebabe ananing “ono” margo ono sing “ora ono” sebabnya adanya “ ada” karena ada yang “tidak ada” dan sebaliknya. “Tadinya ada menjadi tidak ada dan tadinya tidak ada menjadi ada” itulah hidup, yang ada hanya ada dan tiada. Hanya angka “1” dan angka “0”